Bayar Plastik untuk Suroboyo Bus

09 April 2018

Pemerintah Kota Surabaya secara resmi memulai pengoperasian Suroboyo Bus, hari ini. Suroboyo Bus ini diklaim lebih nyaman dibandingkan bus umum biasa karena memiliki kaca yang lebih lebar. Sehingga penumpang bisa menikmati pemandangan kota Surabaya.

Transportasi massal ini juga mendukung upaya ramah lingkungan lantaran masyarakat bisa membayar dengan sampah plastik. “Bagi penumpang yang akan naik harus membawa 5 botol ukuran tanggung, 3 botol besar, 10 gelas air mineral, kantong plastik (kresek) dan kemasan plastik,” tutur Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat peluncuran di depan Gedung Siola, Sabtu, 7 April 2018.

Caranya, penumpang dapat menukarkan jenis-jenis sampah di bank sampah, drop box halte, dan drop box terminal Purabaya yang telah bekerjasama dengan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau. Lalu, tukarkan sampah dengan kartu setor sampah untuk ditukar dengan tiket. “Dengan begitu, penumpang bisa berkeliling Surabaya selama 2 jam keliling secara gratis,” kata dia.

Nantinya, kata Wali Kota Surabaya Tri Risma, sampah-sampah plastik yang telah terkumpul akan diolah dengan baik dan benar dan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar. “Ini bentuk komitmen kami dalam menanggulangi sampah plastik yang sifatnya tidak bisa hancur ratusan tahun,” kata mantan kepala dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota (DKP) ini.

Kini, pihaknya telah melibatkan 3 bank sampah untuk membawa hasil setor sampah dari halte serta terminal. Di antaranya ialah Bank Sampah Induk Surabaya, Bintang Mangrove, dan Pitoe.

Risma menambahkan, kehadiran Suroboyo Bus juga diharapkan mampu mengurangi volume kendaraan di Surabaya. Saat ini, lanjutnya, volume kendaraan di Surabaya terus meningkat dari tahun ke tahun. Perbandingan kendaraan pribadi dengan transportasi massal saat ini mencapai 75 persen dan 25 persen. "Kalau sampai tembus angka 90 persen, maka jalan di Surabaya akan berhenti. Idealnya 50 banding 50,” ujarnya.

Perempuan 55 tahun itu pun awalnya mengaku sulit mengubah perilaku masyarakat dari sistem kendaraan pribadi ke transportasi massal. Ini yang disebut psikologi perkotaan dari angkutan pribadi ke transportasi massal. "Dibutuhkan transformasi dengan menggunakan transportasi massal,” ucapnya.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyudrajad menambahkan, Suroboyo Bus diharapkan menurunkan angka kecelakaan. “Khusus untuk anak-anak sekolah agar bisa memanfaatkan Bus Suroboyo untuk menjalankan aktivitasnya sehari-hari,” kata Irvan.

Transportasi massal ini juga terintegrasi dengan sistem pengaturan lalu lintas jalan. Lampu lalu lintas secara otomatis akan berubah menjadi hijau jika bus ini melintas. Pusat kontrol berada di Terminal Bratang dan Joyoboyo.

Bus beroperasi mulai dari arah selatan ke utara (terminal Purabaya hingga Halte Rajawali), begitu pula sebaliknya dari halte Rajawali menuju terminal Purabaya. Bus akan beroperasi mulai pukul 6 pagi hingga 10 malam dilengkapi aplikasi GoBis untuk melihat jadwal kedatangan bus di setiap halte, asal dan tujuan, hingga posisi bus berada.

Bus Suroboyo berkapasitas 67 orang ini memberikan warna kursi penumpang untuk memudahkan khusus perempuan, ibu hamil, lansia, maupun umum. Pada bagian depan berwarna merah muda untuk kaum hawa sedangkan bagian belakang berwarna orange untuk laki-laki. “Pemisahan area tersebut untuk meminimalisir tindak pelecehan seksual di dalam bus,” katanya.

Bus Suroboyo juga dilengkapi dengan 12 kamera CCTV pada bagian dalam dan 3 kamera CCTV yang disematkan pada bagian luar. Keberadaan kamera-kamera ini untuk memberikan rasa aman bagi penumpang. Pintu bus juga dilengkapi sensor sehingga jika ada penumpang yang menghalangi, pintu tidak akan tertutup dan bus tidak akan berjalan.

Bus dengan lebar 2,4 meter dan panjang 12 meter juga dilengkapi tombol darurat jika terjadi kebakaran atau kecelakaan. “Pengemudi bus dapat menekan tombol dan alarm akan berbunyi lalu pintu bus akan terbuka secara otomatis,” kata Irvan.

 

Sumber : tempo.com