Penipuan Nomor Luar Negeri

04 April 2018

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) angkat bicara mengenai maraknya penipuan berupa missed call dari nomor-nomor luar negeri.

Plt Kepala Biro Humas Kemkominfo Noor Iza mengimbau masyarakat yang mendapati missed call dari nomor luar negeri untuk tidak menghubungi kembali nomor tersebut.

"Agar apabila ada telepon dari luar negeri yang sifatnya hanya memancing keingintahuan kita untuk menelepon kembali, jangan tekan nomor mereka yang missed call. Misalnya mereka menelepon hanya satu kring saja, berharap kita menghubungi kembali," kata Noor Iza.

Menurut Noor Iza, pengguna seluler Indonesia perlu mewaspadai jika penipunya men-charge panggilan dengan tarif internasional atau tarif premium call.

Untuk itu, Noor Iza meminta agar pengguna seluler selalu mencari tahu terkait nomor-nomor yang mengganggu, terutama nomor luar negeri yang memanggil hanya satu kali kring.

Beberapa hari belakangan ini sejumlah warganet di Tanah Air dibuat bingung oleh nomor luar negeri yang tak dikenal, dan melakukan panggilan tak terjawab atau missed call.

Tak tanggung-tanggung, nomor misterius tersebut melakukan lebih dari satu kali missed call dan dari negara yang berbeda-beda.

Mencari solusi, warganet pun mengunggah kejadian tersebut ke media sosial, Twitter. Salah satu warganet yang mengaku mendapat panggilan dari nomor misterius tersebut adalah akun @ashfinzul.

Dalam akun Twitter-nya, ia mengaku mendapatkan panggilan dari nomor +242 801130490 dan +242 801130442 yang ternyata berasal dari Kongo.

Curiga, ia memutuskan untuk melaporkan panggilan tersebut kepada operator. Tak hanya @ashfinzul, pengguna dengan akun Twitter @adidaen pun mengaku ia dan istrinya juga mendapatkan panggilan serupa.

Missed call atau panggilan tak terjawab misterius dari nomor luar negeri ramai dikeluhkan oleh pengguna seluler di Indonesia.

Belakangan diketahui kalau panggilan tersebut adalah scam alias upaya penipuan yang berasal dari negara asing seperti Kongo dan Kenya.

Pakar Digital Forensik Ruby Alamsyah mengatakan, teknik panggilan dari luar negeri itu bernama Call-back Scam. Di mana, penipu akan terus-terusan menelepon ke nomor-nomor korban yang didapatkannya secara acak.

Bila korban terjebak dan melakukan panggilan balik, pulsa mereka pun bakal tersedot.

Kasus serupa sebelumnya pernah terjadi di Australia. Menurut Ruby, para penipu bisa saja mendapatkan nomor telepon korban dari internet, sebab ada saja orang yang ceroboh menuliskan nomornya di internet.

"Oknum ini melakukannya secara terorganisir dengan mengambil nomor lewat internet, ada software-nya juga, tapi ini bukan kebocoran dari pihak operator," tutur Ruby.

Dia mengungkap, bagaimana kurangnya kesadaran seseorang menuliskan informasi telepon di internet justru dapat membahayakan dirinya dan orang lain.

Misalnya, kata Ruby, seseorang menuliskan nomor teleponnya di situs jual beli atau platform lainnya di internet. Sang penipun pun akan mudah menganalisis nomor tersebut lalu mengubah-ubah sedikit nomornya.

Oleh karena itu, walaupun yang menuliskan nomor ponsel di internet hanya satu orang, jumlah korbannya pun akan berlipat ganda.

Ruby mengatakan, pelaku juga bisa menggunkaan berbagai perangkat lunak untuk melakukan panggilan scam. Kendati demikian, dia enggan menyebut nama software tersebut lantaran berpotensi untuk disalahgunakan.

Untuk itu, Ruby berpesan, sebaiknya siapapun tidak asal mencantumkan nomor teleponnya di internet karena bisa merugikan dirinya sendiri dan orang lain.

 

Sumber : liputan6.com