ALAT ANTI KANTUK

18 January 2018

Teknologi untuk sepeda motor kembali hadir dari Surabaya. Setelah sebelumnya sekelompok mahasiswa ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) menghadirkan motor listrik dalam wujud Gesits, kali ini SCB lahir dari tangan tiga arek-arek Surabaya. SCB sendiri adalah kepanjagan dari sleep control for biker"Alasan diciptakannya alat ini karena banyak pengendara sepeda motor yang kecelakaan karena ngantuk di jalan. Kami membuat alat ini untuk mengurangi angka kecelakaan tersebut," kata Elviana Arisaputri, salah satu perancang SCB.
 
Antara melansir alat ini sendiri adalah karya tiga orang mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). Elviana bersama dua rekannya, Dliyauddin' I dan Kevin Natanael disebut telah menghabiskan Rp1,3 juta untuk modal awal beserta risetnya.
Lalu bagaimana cara kerja alat ini?
 
Menurut Elviana, SCB bekerja dengan memberi peringatan pada pengendara jika dideteksi ada tanda-tanda mengantuk. Alat ini sendiri dibagi menjadi dua komponen, yang satu disematkan dalam helm dan yang lainnya dalam wujud gelang.
 
"Di gelang terdiri dari sensor denyut nadi sama ada notifikasi di gelang tersebut. Yang kedua device yang ada di helm nantinya akan menampilkan suara melalui headset bluetooth," jelas Elviana.
 
"Setelah itu ada pemberitahuan di LCD berupa peringatan nada bahwa kita harus menepi karena sedang ngantuk," tambahnya.
Elviana juga menambahkan, mendeteksi tingkat kantuk dilakukan dengan mengukur frekuensi. Pada umumnya frekuensi orang mulai mengantuk adalah saat menunjukkan angka 40 atau lebih kecil.
 
Karena masih dalam wujud prototipe, komponen yang digunakan sampai saat ini sendiri masih berupa modul. Meski begitu jika nantinya alat ini dapat dikembangkan lebih lanjut mereka berencana untuk membuat sendiri komponen-komponennya.
 
"Kami tinggal memprogram dan menghubungkan komunikasi datanya melalui desain untuk denyut nadi. Kami pakai sensor yang lebih akurat di pergelangan tangan," kata dia.
 
Ditanya mengenai harapan, mereka pun tidak muluk, "Harapan kalau ada dana dan waktu kami ingin lebih mengembangkan di sisi mekanik dan bentuk agar lebih kecil. Di helm juga lebih aman lagi," tutup Elviana.


Sumber : www.kumparan.com